Tidak ada yg “JAGO” dengan COVID

Sejak Maret 2020 seluruh masyarakat di Makassar dirundung ketakutan dengan penularan virus corona yg begitu cepat beredar info nya di media sosial, penularannya pun sangat cepat.

Saya termasuk salah satu korban penularan Covid terhitung 6 November 2020. Bermula diketahui setelah rapat monev di kantor yang dipimpin oleh Kepala BNNP Sulsel yg baru, seluruh personil dilakukan rapid test, termasuk saya dengan hasil reaktif.

Setelah itu, dengan cepat mencari info keberadaan mobil Covid, ternyata ada di depan rumah Perjuangan Prof Andalan. Saya dan isteri segera melakukan test swab di situ.

Keesokan harinya Sabtu 7 November 2020, dapat kiriman surat hasil swab dari tim Covid bahwa hasil swab saya (+)covid dan isteri (-).

Dengan itu saya segera mengambil tindakan pencegahan penularan terhadap anak dan isteri, apalagi saat itu ada mertua dan adik ipar dari Palu hendak menginap di rumah, maka saya segera mencari tempat isolasi/ karantina. Saya telepon GM hotel Almadera, dan segera disuruh merapat supaya segera diregister, terhitung sejak tanggal 7 November 2020. Tidak lama kemudian, tim Covid menelepon bahwa telah disiapkan kamar di hotel Swiss Bell, tetapi sudah terlanjur masuk kamar di hotel Almadera. Tercatat di register Covid19 Sulsel an. Sudarianto mengikuti program wisata covid di hotel Almadera Makassar. Program ini merupakan program pemerintah Prov Sulsel.

Saya tdk tahu dapat dari mana virus Covid itu, karena saya termasuk orang yg sangat patuh dengan protokol Covid. Kemana-mana mesti pakai masker, bawa hand sanitizer. Di masjid Babul Afiah, kalau ada jamaah yg tidak pakai masker, sy langsung tegur dan berikan masker. Di ruang kerjapun kalau ada orang yg masuk, langsung pakai masker. Tetapi itulah namanya takdir, dan saya mengambil hikmah nya bahwa tidak ada yg jago dengan Covid ini. Semua orang bisa terinfeksi jika Tuhan menghendaki, apalagi jika tidak mematuhi protokol kesehatan.

Riwayat aktifitas yg saya curigai sumber penularannya antara lain (1)perjalanan Makassar-Jakarta PP tanggal 21 sd 23 Oktober 2020; (2)menghadiri undangan pesta pernikahan di gedung BPN Makassar tanggal 31 Oktober 2020; (3)menghadiri undangan pernikahan di Kota Pangkep 31 Oktober 2020; selebihnya hanya aktifitas di rumah, kantor dan masjid Babul Afiah dan masjid Ceng Hoo.

Kesimpulan saya begini, semua orang bisa terinfeksi Covid jika Allah menghendaki, apalagi jika tidak patuh protokol kesehatan. Hanya saja, bagi yg kuat anti bodynya tidak menimbulkan gejala dan bagi yang anti bodynya lemah maka akan menimbulkan gejala.

Mari semuanya senantiasa menggunakan masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak.

Tinggalkan komentar