Mengintip Suku Kajang dari Dekat

Suatu waktu 5 November 2020 melakukan monitoring dan evaluasi layanan rehabilitasi penyalah guna narkoba di FAN CAMPUS Kab.  Bulukumba. Setelah kegiatan selesai, menyempatkan mengintip SUKU KAJANG dari dekat dengan melakukan perjalanan kurang lebih 1,5 jam dari kota Bulukumba. Cerita tentang suku Kajang saya sudah dengar sejak kecil, baca di media tetapi penasaran dengan keberadaan suku Kajang tersebut membuat saya bersama tim datang mengintip dari dekat.

Secara geografis, suku Kajang berada di wilayah Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sekitar 56 kilometer dari pusat kota Bulukumba.

Para pengunjung yang akan masuk dalam kawasan adat diharuskan mengikuti aturan adat yang berlaku. Tidak boleh menggunakan kendaraan modern, bahkan sepatu maupun sendal. Hanya boleh menunggangi kuda atau berjalan kaki. Pengunjungpun harus mengikuti khas pakaian adat kajang yang berwarna hitam.

Tana Toa yang berarti tanah yang tertua. Nama ini berdasarkan kepercayan Suku Kajang yang mendiaminya, yang yakin Tana Toa adalah daerah yang pertama kali diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini.

Kawasan suku Kajang oleh pemangku adat tidak membolehkan difasilitasi kehidupan modern  seperti sekolah termasuk jalanan dan lampu listrik. Sumber air pun hanya terdapat satu tempat yg terdiri dari dua mata air alami yang ditampung dengan menyusun batu segi empat untuk dijadikan tempat mandi dan mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga mereka.

Pintu gerbang menuju kawasan adat suku KAJANG
Rumah rapat adat
Bersama salah satu pemangku adat
Berdiri di depan rumah acara, misal ritual pernikahan, ritual persiapan tanam palawija, ritual syukuran hasil panen
Di depan rumah adat Ammatoa

Tinggalkan komentar