Narkoba, Nikmat sesaat… berakhir di Penjara, Gila atau Mati

Akhir2 ini, yang menjadi incaran pengedar narkoba adalah artis. Beberapa artis sudah terjebak… dan berujung di penjara. Para selebriti yang terlibat kasus narkoba menjadi pemberitaan media karena posisi mereka sering dijadikan panutan oleh sebagian warga. Seharusnya merekalah yang selalu memberi contoh kepada masyarakat untuk menjauhi narkoba.

yang lebih memalukan lagi di Makassar karena “narkoba masuk penjara” diedarkan oleh sipir2nya.
Tetapi itulah kelihaian para pengedar narkoba. Sejumlah  artis sering dijadikan target sebagai pemakai.  Karena sebagai figur publik dan tokoh idola bagi kebanyakan remaja dan anak-anak, perilaku mereka akan gampang ditiru.
Gaya hidup mereka akan dengan mudah memberikan efek psikologis bagi para remaja yang mengidolakannya. Apalagi, bila artis menganggap pemakaian narkoba sebagai salah satu gaya hidup modern, tentu saja justru akan semakin memudahkan kaum remaja untuk terpengaruh.
Efek domino dari perilaku artis yang banyak menjadi pemakai narkoba sungguh sangat mengerikan bahayanya. Apalagi bila gaya hidup sang idola seperti ini menjadi kebiasaan dan dianggap lumrah. Praktis dengan sangat mudah kaum remaja yang mengidolakannya juga akan terpengaruh.
Karenanya, para orang tua perlu selalu waspada. Sebab pembentukan persepsi melalui media massa terhadap perilaku artis, pada gilirannya akan dapat memudahkan target sasaran peredaran narkoba pada usia pelajar.  Para mafia pengedar narkoba pun akan semakin leluasa untuk menyasar para pelajar dan kaum muda lainnya menjadi target empuk bisnis narkoba.  Inilah hal terpenting yang perlu dipahami benar para orang tua untuk melindungi anak-anaknya dengan ketat dari bahaya kejahatan narkoba.

Kejahatan Narkoba
Kejahatan narkoba kini sudah merambah ke daerah-daerah terpencil sekalipun. Itu dimungkinkan karena sulitnya melakukan pengawasan oleh petugas. Apalagi ditambah dengan jaringan pengedar yang sangat rapi.
Salah satu penyebab sulitnya mengatasi dan menanggulangi peredaran narkoba adalah kuatnya mafia yang bermain di belakangnya. Narkoba memang menjadi lahan bisnis dengan keuntungan yang sangat menjanjikan meski  punya risiko tinggi. Malahan jaringan bisnis ini sudah menjangkau lintas negara.
Karenanya, salah satu bentuk penanganan yang harus terus-menerus dan selalu dilakukan adalah berupaya melindungi masyarakat untuk tidak mendekati atau didekati narkoba. Pengenalan terhadap dampak narkotik, psikotropik, dan zat adiktif (NAPZA) harus terus disebarluaskan. Begitu pula dampak  dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya harus selalu dikampanyekan tanpa henti.
Kejahatan narkoba benar-benar sangat mengerikan. Dari tahun ke tahun kecenderungan penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dan meluas jangkauannya. Kondisi itu tentu saja ditambah dengan berkembangnya jumlah pemakai narkoba dari tahun ke tahun.
Menurut catatan Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pemakai narkoba di Indonesia tidak kurang dari tiga juta jiwa. Setiap tahunnya jumlah pemakai justru selalu memperlihatkan kecenderungan angka yang selalu meningkat.
Masih data dari BNN menunjukkan, konsumsi narkoba di Indonesia setiap tahunnya mencapai Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun. Angka ini diperoleh dari biaya yang dikeluarkan pemakai yang mencapai antara Rp 1,5 juta hingga Rp 7,5 juta per orang. Benar-benar suatu angka yang menggiurkan untuk sebuah bisnis terlarang.
Itu belum termasuk dampak kriminalnya. Bila pemakai adalah kalangan remaja yang belum memiliki pekerjaan, dampaknya bisa menjurus ke peningkatan angka kriminalitas. Bisa saja dalam bentuk pencurian atau perampokan bila terdesak untuk mendapatkan narkoba akibat ketergantungan.
Di Sulawesi Selatan, juga terjadi tren perkembangan penyalahguna mencapai 6% dari tahun ke tahun. Diperkirakan s/d tahun 2010 sudah mencapai 118.395 orang menggunakan (38.267 orang kelompok coba pakai, 23.444 orang yang teratur pakai, 45.745 orang pecandu bukan suntik dan 10.939 orang pecandu suntik).

Tinggalkan komentar